Jumat, 25 Maret 2011

Zahra Namanya



Lucu, imut dan mengemaskan, demikian kalau aku melihat gadis kecil ini. Zahra ia punya nama. Nama panjangnya, aku tak tahu karena aku tak pernah menanyakannya. Umurnya kira-kira 4 tahuanan, tapi jangan di tanya kapan tanggal ulang tahunnya, karena aku sendiri tak mengetahuinya. Yang kutahu dia saat ini sudah belajar di Paud yang tak jauh dari rumahnya. 

 
Sesekali ia meledekku, “Om jelek” katanya ketika melihat aku pulang kerja. Atau juga mengintip didepan pintu kamarku. Ah semakin gemas saja aku dibuatnya.
Ia pernah punya teman, namanya I Am (iya I Am di pisah ya, bukan I am (saya0 dalam bahasa Inggris), umurnyapun hampir sama. Aku sering melihat mereka main bersama. 

I Am tidak seperti Zahra, karena dia lebih lebih (kelihatannya) di banding Zahra. Mungkin aku salah, tapi mungkin juga aku benar. I Am Nampak lebih mempunyai ketergantungan kepada orang tuanya, apalagi ayahnya, sedangkan Zahra dia terkesan Mandiri. Seharusnya sebaliknya karena I Am anak pertama dan Zahra anak terakhir, tetapi teryata semua tidak terjadi.


Sebelum akhirnya pindah rumah I Am sering sekali main bersamaku. Aku ceritakan banyak hal kepadanya. Aku ajak dia mewarnai bukunya dan bermacam-macam. Dia memang anak yang manja, tapi aku suka.



Kedekatannya denganku karena ia baru saja punya adik, tapi setelah akhirnya adiknya di panggil yang Maha Kuasa, ia tidak lagi bermain-main dengan, yak arena kedua orang tuanya sudah tidak terlalu sibuk lagi untuk mengurusnya.

Namun, ketika bundanya hamil, akhirnya mereka pindah rumah, mencari yang lebih luas katanya.

 
Sedang Zahra, dia masih asyik bermain-main dengan teman-teman lainnya. Suaranya selalu menemani pagiku. Kadang-kadang ia beryanyi-yanyi, tapi aku tak tahu apa yang ia nyanyikan.
Sesekali pun ia masih suka meledeku, “Om jelek” katanya. Yeah masa anak-anak selalu saja emnjadi masa yang paling indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar