Kamis, 23 Februari 2012

Perfomance Vietnam

Vietnam, sebagai salah satu negara anggota ASEAN juga menampilkan performanceny. Biarkan foto-foto berikut ini yang menceritakan performance mereka.







Performance Lao PDR









Perfomance Philipina

Setiap negara, punya kebudayaannya sendiri-sendiri. Demikian juga dengan kita, yang tergabung dalam ASEAN, semua mempunyai ciri khas masing-masing. Setiap pertemuan regional ada yang dimanakan malam solidarity, dalam acara ini sering kali kita yang hadir berlomba-lomba menampilkan kebudayaan dari negara masing-masing. Tentu saja juga dalam suasana yang sangat akrab sekali.

















Senin, 13 Februari 2012

Lost In Bangkok

“Jok, hari Senin kamu berangkat ke Bangkok ya, tiketnya sedang aku pesanin” demikian tiba-tiba bunyi sms yang masuk ke hp-ku sesaat sebelum aku duduk. Ya aku baru saja masuk ke dalam ruang sebuah pertemuan ketika pesan itu masuk. Tanpa perpikir panjang aku langsung jawab iya “Oke mbak” demikian ketikku dan langsung aku kirim.

Sebenarnya aku sendiri belum tahu pertemuan apa yang harus aku datangi di Bangkok. Sesaat kemudian hp-ku berbunyi lagi yang menandakan ada pesan masuk. Ada pesan lagi dari atasanku yang mengatakan bahwa undangannya sudah dikirim ke email. Karena aku sedang konsentrasi dengan pertemuan maka aku tunda untuk membaca email itu.

Gemuruh di dada tiba-tiba saja menyeruak. Ada rasa takut, rasa minder, rasa nerves yang tiba-tiba hadir. Tapi ada juga semangat yang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada, maka harus ambil kesematan itu. Semua tanda tanya yang hadir dalam dada yang meminta jawaban hadir berseliweran diantara konsentrasiku mendengarkan pemamaparan dari narasumber di depan. Akhirnya aku pun tak sempat untuk sharing dengan rekan-rekan yang ada di sebelah kanan dan kiriku yang kemungkinan juga mereka akan mendatangi undangan ke Bangkok. Sampai akhirnya acara selesaipun aku tak sempat bertanya pada teman-teman apakah mereka akan hadir juga dalam acara yang di Bangkok. Aku pun segera meninggalkan tempat tersebut untuk segera menghadiri pertemuan selanjutnya di tempat lain.

Selama pertemuan yang kedua itu, aku sempat melupakan ketakutanku yang tiba-tiba saja harus berangkat ke Bankok dalam waktu yang sangat mendadak. Mungkin karena bertemu dengan banyak kawan lama, jadi aku dapat sejenak melupakan kegelisahan yang ada. Namun sesampainya di rumah kembali aku tidak bisa menutupi kegelisahan itu, aku segera membuka email yang dimaksud dan membaca tujuan dari pertemuan itu. Ya itu adalah pertemuan tingkat regional yang dilangsungkan di Bangkok dan hanya sehari. Untung hanya sehari demikian pikirku.

Paginya, sesampainya di Kantor aku di panggil oleh atasanku untuk membicarakan rencanaku ke Bangkok. Aku juga mendapatkan informasi bahwa masih menunggu keputusan dari sana, bagaimana kepastiannya, dapat berangkat atau tidak. Aku hanya bilang siap saja. Hingga akhirnya jam satu belum ada informasi juga dari Bangkok, akupun sempat berfikir bahwa aku akan batal berangkat kesana. Maka tak banyak yang tahu bahwa hari senin aku akan pergi ke Bangkok. Kepastian dapat berangkat aku peroleh setelah rapat mingguan selesai. Ya mau tidak mau aku harus tetap berangkat. Aku pun menanamkan dalam diri “itung-itung cari pengalaman” demikian pikirku. Satu hal yang membuat aku semakin nerves bahwa aku hanya sendiri dari Indonesia.

Banyak hal yang kemudian aku tanyakan ke teman satu ruangan yang memang dia pernah pergi ke Bangkok. Bagaimana pengalaman dan harus bagaimana, terutama selama di Bandara. Dengan modal informasi itu akhirnya aku bertekad aku harus dapat seperti da yang berani menjenjakan kaki di negeri orang. Banyak informasi yang kemudian aku peroleh darinya,  salah satunya agar aku membawa laptop yang windowsnya original. Akhirnya akupun memutuskan untuk membawa laptop punya kantor, karena aku tidak mau mengaambil resiko.

Akhirnya hari keberangkatanpun tiba. Segala rasa berkecamuk dalam dada di hari senin pagi itu. Dan seperti biasa bila rasa nerves melanda, maka aku akan mual-mual. Termasuk juga tidak enak makan. Tapi tekad sudah bulat, ditambah lagi dengan tiket yang sudah ddi tangan. Maka akupun segera menuju ke Bandara soekarno-Hatta.

Tidak banyak persoalan yang aku hadapi ketika cek in dan harus mengisi dokumen perjalanan. Kesalahan pertama kemudian muncul ketika aku dengan sembarangan masuk ke loket imigrasi, karena aku tidak membaca mana untuk warga Negara Indonesia dan mana untuk warga Negara asing. Setelah di beritahu akhirnya aku bergabung dengan antrian yang memang sudah panjang sekali.

Nasib baik berpihak padaku, satu orang di depanku suruh pindah ke loket yang baru saja dibuka. Maka akupun mengikutinya dari belakang. Kesalahan kedua aku bikin lagi, yaitu aku tidak memperhatikan garis batas antrian. Akupun sempat di tegur oleh petugas untuk sedikit mundur.

Wuih beginilah rasanya kalau tidak punya banyak pengalaman. Tapi bukannya kita belajar dari kesalahan untuk mengetahui sesuatu yang benar. Setelah semuanya selesai akupun segera menuju ke ruang tunggu. Hingga akhirnya pesawat datang. Segera aku mencari tempat dudukku, aku berharap ada seseorang dari Indonesia juga yang duduk di sebelahku agar aku dapat bertanya-tanya ketika disana nanti. Tapi harapanku tak terkabul karena tempat duduk di sebelahku teryata kosong. Akupun mencoba untuk menikmati perjalanan itu. Perjalanan pertama ke luar negeri dan sendiri.

Karena ini adalah perjalanan pertama, aku juga baru tahu kalo harus juga mengisi isian dari imigrasi Thailand. Akupun segera mengisinya sesaat sebelum pesawat landing. Tapi beberapa kali aku baca merasa masih ada yang kurang. Sekali lagi ini adalah perjalanan pertama, pikirku.

Hingga pesawat landing dan aku keluar dari pesawat masih merasa belum puas dengan isian yang sudah aku lakukan. Termasuk juga belum tahu harus bagaimana di bandara, dimana harus mencari taksi dan lain sebagainya berkecamuk dalam dada. Akhirnya akupun menemukan seseorang berkewarganegaraan Indonesia, yang aku lihat dari paspornya, maka aku pun langsung bertanya atas isian yang sudah aku lakukan. Aku pun juga minta ijin untuk mengikutinya hingga memperoleh taksi. Akhirnya semua berjalan lancer hingga aku menemukan taksi, dan diantar sampai ke tempat tujuan. Dalam taksi sempat terjadi tawar menawar harga karena sopirnya tidak mau memakai argo, sementara aku ngotot pakai argo. Tapi akhirnya begitu sampai di tempat akupun terpaksa membayar sesuai dengan permintaannya.

Setelah segala persoalan registrasi selesai di resepsionis akhirnya akupun langsung menuju ke kamarku. Berada di kamar aku benar-benar merasakan sendiri. Sendiri dalam arti yang sesungguhnya. Sendiri di negeri orang. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan ditengah kesendirian itu. Akhirnya aku hanya menonton TV saja. Mengonta-ganti canel. Dan menjelang gelap aku putuskan untuk mandi dan berjalan-jalan di sekitar hotel.

Aku hanya berjalan-jalan di seputaran hotel saja. Tidak ada tujuan. Dan setelah menemukan supermarket aku masuk dan membeli beberapa makanan untuk menganjal perut yang sudah mulai minta diisi. Tak lupa aku membeli satu botol besar air minera.

Tak lama aku berjalan-jalan di sekitar hotel, karena aku kemudian memutuskan untuk kembali ke hotel. Aku berharap teman kamarku, seseorang entah dari mana akan segera dating dan dapat menjadi teman ngobrolku.

Di lobi hotel aku bertemu dengan seseorang yang aku kenal. Dia adalah Waslah, dari Malaysia. Aku mengenalinya karena dia pernah datang ke kantorku. Akupun segera menyapanya. Tak lama setelah aku ngobrol dengan Waslah, akhirnya Nina yang bertanggung jawab atas undangan tersebut menemuiku. Teryata sebelumnya aku dan dia sudah berada dalam satu lift, hanya saja kami tidak saling mengenal. Nina segera memberikan perdiem ke padaku dan memberikan satu lembar dokumen untuk aku isi. Setelah semuanya usai aku bergegas minta diri untuk kembali ke kamar. Meningat juga Nina dan Waslah sepertinya akan pergi ke suatu tempat.

Sesampainya di kamar aku sendiri lagi. Aku masih berharap teman satu kamarku akan datang. Tapi teryata hingga pagi datang aku hanya di kamar sendiri. Tidak ada orang yang datang. Tidurku malam itupun juga tidak tenang. Maklum sendiri di tempat yang baru.

Begitu pagi datang aku segera mandi dan bersiap untuk sekedar jalan-jalan lagi di sekitar hotel. Maklum aku hanya dua hari di Bangkok maka waktu harus aku manfaatkan. Tanpa sarapan terlebih dahulu akupun bergegas keliling kota. Dengan jalan kaki tentu saja, karena aku tidak tahu angkutan umum apa yang bisa aku naiki. Melihat suasana Bangkon di pagi hari sungguh indah. Menyaksikan kesibukan orang-orangnya yang bergegas untuk bekerja. Menyaksikan para penjual di jalanan. Dan aku tidak tahu apa yang mereka jual, aku hanya bisa melihat saja tanpa bertanya apa itu.

Setelah merasa jalan jauh akupun segera kembali ke Hotel. Aku berganti pakaian lagi dan menuju restoran untuk sarapan. Tidak banyak yang bisa aku makan, karena walau dari semalam belum makan tapi tidak merasa lapar. Tepatnya aku masih nerves, makanya mual-mual. Setelah makan usai aku segera menuju ke ruang pertemuan. Tapi teryata di ruang itupun masih sepi. Maka akupun memutuskan untuk kembali ke kamar lagi. Beberapa saat setelah berada di kamar aku memutuskan untuk balik lagi ke ruangan yang tadi. Tidak seperti sebelumnya, dalam ruangan sudah ada beberapa orang, maka aku segera gabung.

Sebelum acara di mulai tiba-tiba aku melihat seseorang masuk ke dalam ruangan dan aku mengenalinya. Ya itu adaah Moren, teman dari Indonesia, yang juga seorang teman yang aku temui ketika aku berada dalam pertemuan sebelumnya. Aku segera menghampirinya dan  menyapanya. Lega sekali rasanya. Rasa nerves seakan-akan hilang. Aku merasa tidak sendiri. Ada teman dari satu Negara yang aku kenal. Selain Morent teryata ada beberapa teman lain lagi yang juga datang ke pertemuan itu. Mereka sudah data beberapa hari sebelumnya karena mengikuti pertemuan sebelumnya. Sementara aku datang hanya untuk mengikuti pertemuan itu saja.

Aku tidak bisa ngobrol terlalu banyak karena acara segera di mulai. Di tengah acara aku juga sempat elihat Jean, salah satu teman dari Indonesia yang datang. Rasa senang langsung saja menyeruak dalam hati.

Pada saat istirahat aku ngobrol dengan mereka dan bertanya-tanya sejak kapan mereka datang. Kenapa tidak kasih informasi dan lain sebagainya. Dan dari obrolan itu semua kami merencanakan bahwa malam nanti harus jalan-jalan, keliling kota Bangkok bersama-sama.

Waktu menjadi cepat berlalu, pertemuan satu hari akhirnya selesai juga. Dan kami segera memutuskan untuk berkeliling Kota Bangkok walau malam hari.

Perjalanan kita mulai dengan naik MRT. Ini adalah pengalaman pertamaku naik MRT atau kereta. Sejak awal aku mendapatkan masalah sebelum naik kereta. Itu disebabkan karena aku tidak mempunyai koin untuk memberi kartu atau tiket yang harganya 25 bath. Akhirnya aku tuker dulu uangku untuk kemudian membeli tiket. Stasiun kereta di Bangkok lebih rapi dan bersih apabila dibandingkan dengan suasana stasiun kereta api di Indonesia. Demikian juga dengan para penumpangnya juga tertaur mengantri untuk masuk dalam kereta. Satu lagi kelebihan kereta disini yaitu jadwalnya tepat dan tidak menunggu lama. Maka kamipun dapat berfoto-foto di sekitar stasiun sembari menunggu kereta datang lagi.

























Dan akhirnya ketika dapat menginjakan kaki kembali ke Indonesia ada rasa senang. Foto-foto ini menjadi satu kenangan. Antah kapan bisa kembali menginjakan kaki kembali ke negeri gajah tersebut. Berharap suatu saat nanti dapat kembali lagi kesana.