Senin, 31 Agustus 2020

Kesal

Lagi dan lagi....aku dibuatnya kesal. Ya siapa yang ngak kesal, udah beberapa hari ini dia diem aja. Boro-boro bisa bercanda tawa kayak hari-hari sebelumnya. Dia hanya bicara seperlunya aja. Kalau tidak aku ajak ngomong dia tidak mau ngomong.

Kesel....pastilah ya, tapi aku gak tau harus bagaimana mengekspresikan kekeselanku. Aku diam tentu aku tambah kesel, tapi aku bicara, takut nambah masalah lagi.

Malam ini kekesalanku memuncak. Sejak pagi dia diam, aku tidak hiraukan. Hingga menjelang magrib dia hanya diam saja, aku cuek. Selese sholat Magrib dia pamit keluar. Tumben...biasanya kemana-mana dia tidak mau bilang.

Biasanya habis Magrib memang kita keluar untuk cari makan. Tapi pamitnya dia memang sengaja untuk tidak mengajaku cari makan. Dia bilang mau ke ATM untuk bayar kuliah. Oke....aku tidak memaksa untuk ikut karena memang situasinya tidak memungkinkan. Dia masih diam, bisa jadi kalau aku memaksa ikut akan menambah kemarahannya. 

Aku sempat bertanya mau makan malam ngak? Sebenarnya itu trik aja biar aku bisa ikut. Tapi dia menjawab tidak. Ok tidak masalah, mungkin malam ini aku juga tidak akan makan malam.

Selese sholat Isya ada notifikasi whatsapp. Ternyata dia WA, tanya aku mau nitip makan ngak, karena dia sudah mau menuju ke rumah. Karena tidak mau merepotkan aku balas tidak.

Selang beberapa menit dia balas lagi untuk minta ijin pulang agak larut. Kalau aku ngantuk tidur aja, pintu tidak usah dikunci. Aku sempet balas dan bertanya apakah ada agenda? Dia tidak balas sama sekali. Bahkan tidak mau membacanya.

Ada banyak pertanyaan kemana dia pergi, agenda apa yang dilakukan dan lain sebagainya. Harusnya aku maklum karena dia memang tidak pernah mau mengatakannya. 

Akhirnya aku tahu. Ternyata agenda biasa yang akan sampai larut. Acaranya pun juga makan-makan. Pantas saja bilang tidak mau makan malam.

Ternyata benar, dia pulang hingga larut. Menjelang jam 12 baru sampai rumah. Aku bukakan pintu. Aku berharap dia berfikir aku menunggunya. Padahal sebelumnya aku udah tertidur. Aku terbangun karena dia belum pulang.

Lagi dan lagi, tidak ada obrolan apapun. Keluar dari kamar mandi dia langsung masuk kamar dan menguncinya. Tidak biasa memang, karena dia lebih sering tidur dengan pintu terbuka sebenarnya. Mungkin dia tidur hanya memakai celana dalam, karena celana pendeknya masih ada di kamar mandi. Mungkin dia juga sedang butuh pelampiasan untuk self service, sehingga pintu harus ditutup dan dikunci. Kembali ada banyak kecurigaan dan pertanyaan yang tidak mampu aku jawab.

Akupun melakukan hal yang sama, masuk kamar dan menguncinya. Untuk membangun kecurigaannya aku mencoba membuat aktifitas yang mengeluarkan suara. Tapi entah berhasil atau tidak aku tidak tahu. Sadiwaraku aku tutup dengan keluar kamar lagi dan langsung ke kamar mandi. Di kamar mandi aku bermain air untuk beberapa saat. Keluar dari kamar mandi aku sengaja seakan belari. Untuk mengeluarkan kesan aku buru-buru. Aku sempat masuk kamar, aku kunci. Tapi tak lama aku keluar lagi untuk minum dan mengeluarkan suara kelegaan.

Aku ingin dia tahu kalau aku tahu aktifitas yang sedang dia lakukan di kamar. Semoga...