Patung ibu dan bapak tani itu berdiri dengan kokohnya. Seakan memperlihatkan kepada siapapun yang melihat bahwa merekalah penopang negeri ini. Mereka menghasilkan berbagai ragam makan yang dapat menghidupi negeri ini. Tapi mereka juga tidak pernah mendapatkan penghargaan. Namun walau demikian mereka tetap berdiri dengan kokoh, sampai titik daranh terakhir. Sampai titik keringat terakhir, mereka peras untuk kemudian mereka setorkan kepada negara, walau mereka tidak mendapatkan perlindungan. Walau yang mereka setorkan dari keringat terakhir itu hanya dinikmati oleh segelintir orang. Tapi Ibu dan Bapak Tani tetap berdiri dengan kokoh.
corat coret sesuai dengan isi hati seperti gado-gado yang isinya campur-campur dan seperti nano-nano yang semua rasa masuk
Senin, 14 Mei 2012
Patung Ibu dan Bapak Petani
Patung ibu dan bapak tani itu berdiri dengan kokohnya. Seakan memperlihatkan kepada siapapun yang melihat bahwa merekalah penopang negeri ini. Mereka menghasilkan berbagai ragam makan yang dapat menghidupi negeri ini. Tapi mereka juga tidak pernah mendapatkan penghargaan. Namun walau demikian mereka tetap berdiri dengan kokoh, sampai titik daranh terakhir. Sampai titik keringat terakhir, mereka peras untuk kemudian mereka setorkan kepada negara, walau mereka tidak mendapatkan perlindungan. Walau yang mereka setorkan dari keringat terakhir itu hanya dinikmati oleh segelintir orang. Tapi Ibu dan Bapak Tani tetap berdiri dengan kokoh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar