Jumat, 17 Oktober 2014

Memelihara Semangat

Aku segera bergegas keluar dari masjid ketika sesi doa selesai. Hari ini aku sengaja tidak mengendarai motorku karena seperti biasa aku memutuskan untuk menumpang motor tetangga sebelah rumah. Di halaman masjid aku sempat celingak celinguk mencari tetanggaku itu, tapi rupanya ia masih berada di dalam masjid. Masih doa mungkin, demikian pikirku. Maka aku putuskan untuk berjalan pelan sambil nunggu dia. Namun beberapa menit setelah aku jalan lewatlah tetanggaku yang lain, namanya mas Bayu dan umurnya jauh dibawahku, ia pun memberi tumpangan kepadaku. Tanpa berfikir panjang aku langsung nemplok di jok belakang.

Jarak rumah ke masjid sebenarnya tidaklah terlalu jauh, namun di kampung ini mereka lebih sering beraktifitas menggunakan motor, maka akupun mengikuti kebiasaan yang mereka jalani. Pernah beberapa kali aku malas naik motor dan memutuskan jalan kaki, hal itu justru menjadi pertanyaan, padahal di Jakarta aku terbiasa jalan kaki kemanapun aku pergi. Maka bisa mengendarai motor menjadi keharusan disini, apalagi disini tidak tersedia banyak angkutan publik. Hal itu sempat menyulitkanku, apalagi aku tidak pernah menyiapkan diri untuk itu semua.

Tak perlu memakan waktu lama, aku pun segera sampai di sekretariat. 3 temanku masih ngobrol di ruang tamu dengan posisi sama seperti ketika aku tinggalkan tadi. Setelah memberi salam, aku segera masuk ke kamarku untuk berganti pakaian. Tak lama kemudian satu temanku minta ijin pulang karena ada urusan yang harus segera diselesaikan.

Akupun bergegas berkemas karena hari ini aku ada agenda pertemuan kelompok. Aku segera menyiapkan beberapa materi dam bahan-bahan untuk praktek. Setelah semua siap aku segera mengeluarkan motorku. Aku tak ingin terlambat, karena sebagai panutan aku harus memberi contoh yang baik kepada tim kerja dan kelompok dampinganku.

Aku baru sekitar 5 bulan tinggal di desa ini. Banyak hal yang sudah aku lalui baik suka maupun duka. Bulan-bulan awal tinggal disini memang terlalu banyak tantangan. Aku pun sempat berfikir untuk meminta kembali ke kantor di jakarta. Namun nyatanya aku bisa melalui masa-masa sulit itu. Saat ini aku sedang mulsi menikmati hidup dan tinggal di kampung ini.

Ada banyak alasan kenapa aku ingin tetap bertahan di kampung ini. Pertama aku merasa dibutuhkan. Disini ilmu dan keahlianku sangat bermanfaat. Aku sangat senang ketika bisa berbagi dengan orang lain. Disisi lain aku banyak mendapatkan pelajaran dari masyarakat desa ini. Semangat mereka membuatku semakin semangat pula.

Untuk itu memelihara semangat menjadi satu hal yang sangat penting untuk dapat mendapatkan hasil yang maksimal dan untuk bekal melangkah dalam kehidupan selanjutnta tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar