Jumat, 17 Oktober 2014

Kerja Bakti

Jam dinding sudah menunjukan ke angka 10, aku pun bergegas ke kamar mandi, sebelumnya tak lupa aku mematikan dan merapikan laptopku yang sudak kunyalakan dari pagi tadi. Hari ini aku berjanji untuk datang ke Beji, menemani ibu-ibu anggota kelompok mengisi polybag.

Air segar segera menyiram seluruh tubuhku. Rasa segar menjalar sampai ujung kaki. Air bak ini terasa dingin sekali rasanya. Ingin rasanya berlama-lama bermain dengan kesegaran air ini, tapi aku sadar tak punya waktu lama karena aku sudah berjanji akan datang jam 10, sementara sekarang sudah jam 10 lewat.

Aku segera menganti pakaianku, menyisir rapi rambutku dan sedikit mengoleskan handbody pada kedua lenganku. Tak lupa aku semprotkan sedikit minyak wangi agar sedikit wangi. Akupun segera mengeluarkan motorku dan kepacu menuju Beji.

Sesampai di rumah Ibu Dukuh Beji, ibu-ibu sudah berkumpul. Mereka sedang menikmati es dan aneka makanan yang mereka bawa sendiri-sendiri. Rupanya mereka telah mulai kerja bakti dari beberapa waktu lalu, terlihat dari tumpukan tanah yang sudah siap untuk dimasukan kedalam polybag.

Aku pun segera bergabung dengan mereka. Mencoba masuk dalam obrolan demi obrolan yang mereka keluarkan. Aku sangat menikmati suasana itu, menikmati sebuah momen kebersamaan sesama warga dusun. Aku coba hitung berapa yang sudah hadir dan ternyata belum lengkap. Maklum warga dusun ini punya banya kesibukan, maka seringkali ketika ada kerja bakti seperti ini tidak semua bisa hadir.

Setelah rasa lelah sedikit menghilang mereka pun kembali menuju tumpukan tanah yang tadi sudah dikumpulkan. Pertama-tama mereka menuang bubuk kapur, hal itu dilakukan agar bisa membunuh kuman-kuman dalam tanah. Tahap selanjutnya mereka menuang dua karung pupuk kandang dan terus diaduk dicampur dengan tanah. Setelah semua tercampur, tanahpun siap masuk kedalam polybag.

Aku turut larut dalam suasanya itu. Aneka obrolan terus dilontarkan sambil memasukan tanah ke dalam polybag. Bahkan mereka sempat membahas tentang bra, dimana orang-orang barat lebih sering tidak pakai bra, sementara mereka mengatakan risih kalau tidak pakai bra.

Aneka obrolan terus saja dilontarkan hingga tumpukan tanah itu telah berpindah kedalam polybag. Kami segera merapikan polybag yang sudah diisi tanah dan segera mencuci tangan dengan sabun.

Kami melanjutkan menikmati aneka makanan kecil sambil terus ngobrol. Tak lama bu dukuh mengeluarkan nasi dan urapan. Hari ini ia membuat among-among lagi untuk memperingati hari lahir dirinya dan anaknya. Alangkah beruntungnya diriku, pikirku. Kami pun segera bersantap siang bersama. Tak perlu waktu yang lama, makanan segera kosong dan berpindah ke dalam perut masing-masing.

Karena waktu sudah semakin siang dan tidak ada agenda lain lagi aku pun bergegas untuk pamit. Ingin segera mengeletakan badan akibat semalaman tidak bisa tidur. Demikian juga dengan ibu-ibu lainnya, mereka juga bergegas pulang untuk melanjutkan aktifitas lainnya di rumah masing-masing dengan harapan ketemu lagi di kerja bakti selanjutnya

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar