Kamis, 09 Juni 2011

Bermain Dengan Ombak

Birunya langit dan ombak yang berkejaran di pantai menjadi satu pemandangan yang menarik untuk dinikmati. Gulungan-gulungan ombak yang semakin mendekat kemudian mengecil dan mengejar kita adalah satu keindahan. Itulah daya tarik pantai untuk menjadi tempat berlibur favorit, walau yang akhirnya harus di bayar dengan hangusnya kulit karena teriknya matahari.


Ketika ombak menjauh, kita akan segera mengejarnya untuk menyentuh ujungnya. Namun seketika itu juga ombak akan kembali mengejar kita. Siapa bermain api pasti akan panas, siapa bermain air pasti akan basah, ungkapan itu benar apa adanya, jadi ketika kita sudah siap bermain dengan ombak, maka kita harus siap juga dengan basah....walau teryata tidak membawa pakaian ganti.


Tapi semua itu pasti indah, membawa kebahagian dan selalu ingin mengenangnya. Andai saja membawa pakaian ganti pasti ombak yang berkejaran itu sudah diterjang, ikut bergulung-gulung dengan pasir, hingga kulit semakin terbakar dan petang menjelang.


Tapi semua tak kulakukan, cukup bermain dengan ombak yang sudah mengecil saja. Basah sedikit diujung celana itu hal yang biasa tentunya. Dan pasir menjadi pilihan untuk bermain, walau sebenarnya hati ini ingin sekali menyeburkan diri ke laut, mengikuti deretan orang yang juga telah melakukannya.



Berharap waktu tak cepat berlalau untuk segera pulang dan bisa bermain lebih lama. Tapi harapan tinggal harapan, waktu dengan cepat berlalu dan harus segera meninggalkan pantai. Dengan kepuasaan yang belum mencapai puncaknya terpaksa pantai ku tinggalkan dengan harapan suatu saat akan datang kembali untuk lebih lama bermain dengan ombak, dengan pantai dan dengan birunya langit.


Meninggalkan orang-orang yang masih terus bermain hingga matahari akan kembali ke peraduannya......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar