Jumat, 09 September 2011

Watu Klosot: Bongkahan Batu Lahar Semeru

Watu dalam bahasa Indonesia adalah batu. Ya watu klosot adalah sebuah bongkahan batu besar yang ada di aliran lahar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Dibutuhkan perjalanan lebih dari 2 jam dari dusun Tawon Songo, Kecamatan Pasrujambe dengan menyusuri jalan-jalan setapak di kawasan hutan milik Perhutani.


Di Watu Klosot ini terdapat air suci yang keluar dari celah batu dan dialirkan melalui bambu. Di waktu tertentu banyak masyarakat Bali datang ke Lumajang tepatnya ke Pura Mandara Giri Semeru Agung yang yang terletak di kecamatan Senduro. Selain beribadah ke Pura yang berada di lereng Semeru tersebut, mereka juga pergi ke Watu Klosot, dimana di tempat ini kita juga akan menemui sebuah Pura.

Masyarakat Hindu menganggap gunung adalah tempat bersemayamnya para Dewa-Dewa, maka tidak heran bila di lereng Gunung Semeru dimana diyakini sebagai bersemayamnya Dewa Shiwa kita bisa menjumpai beberapa Pura. Gunung Semeru pun dianggap sebagai tempat penghubung antara khayangan dan bumi.


Selain di watu Klosot, terdapat juga beberapa sumber mata air di Lumajang, misalnya yang terdapat di Pura Mandala Giri Semeru Agung. Menurut salah seorang pemangku Pura, ada urutan urutan mitologi mengenai sumber-sumber mata air yang di anggap suci di Lumajang. Di mulai dari kisah patung Arcapada, dimana patung ini adalah patung sepasang laki-laki dan perempuan. Mbah Sarjo menjelaskan bahwa Arcapada bisa diartikan sebagai adam dan hawa (dalam agama Islam maupun Kristen) dan sebagai Kamajaya dan Kamaratih (dalam kepercayaan orang Hindu). Di bawah Arcapada terdapat sumber air yang mirip dengan yang terdapat di Watu Klosot yang dinamai Sumber Mani. Bukan tanpa dasar mengapa sumber air ini dinamai Sumber Mani. Menurutnya, Adam dan Hawa atau Kamajaya dan Kamaratih memulai kehidupan dari Sumber Mani untuk melanjutkan kehidupan generasi selanjutnya. Sesuai dengan namanya, Sumber Mani. Mani adalah Sperma dimana dia lah awal mula adanya kehidupan. Oleh karena itu Sumber Mani adalah sumber air suci pertama yang letaknya paling tiggi, yang kemudian turun menjadi Ranu Kumbolo, Ranu Pani, Ranu Regulo, Watu Klosot dan terakhir di Selokambang.


Maka perjalanan yang panjang menuju tempat ini pun dibayar dengan keindahan alam. Mungkin tak banyak orang tahu tentang tempat ini karena akses yang lumayan susah untuk menujunya. Kita tidak bisa berlama-lama berada di daerah ini karena hujan turun sangat sering dan ketika hujan turun, sungai akan banjir dan kita harus menunggu hingga surut untuk melewatinya. Tidak ada jembatan penyeberang diatas sungai, jadi tak heran banyak orang yang dengan terpaksa haru menginap di pinggir sungai ketika hujan turun karena tidak bisa melewati derasnya air suangai.


Melihat hamparan batu yang terbentang luas itu sempat terpikirkan bagaimana asal mulanya??? Tapi itu adalah keajaiban alam, anugrah dari Tuhan yang Maha Pencipta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar